WANI PIRO
Pada abad ke 20 ini dunia
sudah berani mengubah mukanya, dengan perantara adanya sistem pemerintahan pada
tiap-tiap Negara. Nah kali ini yang akan saya bahas adalah bagaimana awal mula
Indonesia mempunyai system pemerintahan yang solid seperti di kala ini.
Soekarno adalah tokoh awal
pendeklarasi kemerdekaan Indonesia Negara yang adil, makmur, dan tentunya
sejahtera. Bahkan pulau kita ini telah diciptakan sebuah lagu yang berjudul
tanah kita tanah sorga, mereka tak salah menamai tanah kita tanah sorga. Nah,
berawal dari tanah kita tanah sorga inilah Indonesia Negara kita tercinta ini
dijajah oleh para bangsa portugis. Portugis bukan hanya saja menggerogoti
sumber daya alam Indonesia yang kaya akan sumber daya, tetapi portugis juga
menanamkan moral, agama, etika mereka kepada rakyat bangsa kita. Tetapi setelah
kita terlarut-larut dalam penjajahan bangsa lain inilah yang membuat
pemuda-pemuda Indonesia bersatu dalam tujuan yang satu yaitu kemerdekaan. Yang
mereka sepakati sebagai tujuan harga mati. Itu terbukti dengan peristiwa Bandung
lautan api, peristiwa Reggasdengklok, dan masih banyak lagi. Setelah
kemerdekaan, Indonesia semakin giat mengepakkan sayap garudanya dimata dunia.
Lewat sentuhan pak Soeharto beras murah, lewat pak habibie kita bisa buat
pesawat, dan sebagainya.
Tapi sayang seribu sayang
hari ini, di tahun ini, dan di masa ini tanaman semangat 45 hilang bagaikan
ditelan jaman. Semangat “wani mati” kali ini digantikan dengan semangat “wani
piro”. Garuda muda Indonesia sudah lupa cara terbang tinggi. Garuda muda
Indonesia sudah lupa dengan tatapan matanya yang tajam. Bahkan garuda muda
Indonesia saat ini kebanyakan sudah lupa kalau mereka mempunyai cakaran dan
cengkraman yang tajam. Mau ditaruh dimana muka Negara tercinta kita, dimana
generasi penerus bangsa kita, apakah kita akan kembali terjajah oleh pemuda
masa kini yang statusnya adalah anak kita sendiri.
Itu akan tebukti pada masa
pemerintahan dalam periode 5 tahun mendatang. Pemilu 2014 yang penuh akan
syara’ dan kontroversi inilah yang akan menjadi bukti dimanakah kita akan
menemukan garuda-garuda kecil kita kembali ke pelukan ibu pertiwi. Tetapi
jangan dilupakan, Indonesia adalah Negara demokrasi yang menjunjung tinggi akan
kewenangan rakyat, kan? tapi di masa ini untuk sebuah pemilu saja rakyat malah
yang menjadi tumbal akan kerakusan wakil rakyat ini. Contohnya pada masa ini,
Indonesia mempunyai serentetetet capem-capem ( calon pemimpin ) tapi adakah di masa
ini yang akan berbicara, “saya wani mati untuk tegaknya bendera merah putih di
atas dunia”, tidak mungkin, kalau ada sekarang pun masyarakat telah curiga apa
itu termasuk janji palsu. Tetapi yang baru baru tenar sekarang adalah pemimpin
yang selalu berbicara, “wani piro”, itulah yang seharusnya masyarakat Indonesia
peka akan maksud dan tujuan para capem biadab seperti itu.
Di kala ini kampanye pemilu
Indonesia tak kalah tenarnya dibanding dengan gossip selebritis ya. Selain baliho-baliho
kampanye yang amat banyak terpasang di bahu jalan kecil maupun gede, yang
paling-paling 2-3 hari sudah ditertibkan oleh pawaslu ya, juga tak kalah
cetarnya kali ini brosur-brosur taman hiburan pun menjadi serobotan para
capem-capem bangsa ini, bahkan televisi yang biayanya bisa dikatakan tidak lah
murah tetapi di jaman ini uang tidak menunjukkan kedikdayaannya, para capem
berulang kali keluar-masuk keluar-masuk televisi hanya untuk menampilkan
celotehan-celotehan mereka. Tapi itu sebagaian cara capem memungut suara,
memperkenalkan namanya, dan juga mentenarkan dirinya. Tak apa ketika masih
lazim di logika. Tapi dimasa ini ketika yang lazim tidak ditemukan, capem-capem
kini memilih jalan pintas seperti ritual kepada roh kekek moyang, pergi ke
dukun, korupsi untuk menambah biaya kampenye, suap, penggelembungan suara, dan
masih banyak lagi ide-ide jahat yang akan diterapkan capem demi duduk di kursi
pemerintahan Negara kita tercinta. Bahkan sekarang ini capem-capem di Indonesia
tidak bisa lepas dari ritual yang namanya pawai knalpot daur ulang. Kenapa bisa
dikatakan pawai knalpot daur ulang karena ritual merekrut masa yang jumlahnya
tidak sedikit dengan kendaraan sepeda motor yang dipasangi knalpot modifikasi,
agar suara dari motor itu terlihat keras, dan ini nampaknya telah menjadi
tradisi, tetapi ritual ini dalam segi ilmu sosiologi dapat mengakibatkan
timbulnya sesuatu yang namanya perilaku penyimpangan sosial. Tak terluputkan
dari mata pihak berwajib yang kali ini mereka diam apa karena mulut mereka
penuh akan uang atau yang lain, mereka sudah tau kalau pawai yang melanggar
tata tertib lalu lintas hukumnya diberhentikan, tapi pihak berwajib juga
manusia, punya nyawa dan punya jiwa. Bahkan tragisnya di jaman ini capem
melakukan perekrutan masa dengan tak memandang usia, mereka yang masih duduk
dibangku sekolah tak luput dari ajakan para capem-capem ini,pelajar-pelajar ini
pun rela bolos sekolah demi membela yang lemah, sungguh terlalu. Dan juga yang
mengakibatkan pemerintahan di Indonesia ini porak poranda adalah adanya sikap
fanatisme partai yang terlalu berlebihan. Masa partai yang tak sedikit ini
bahkan mereka tak jarang adu panco, atau adu suit untuk mendapatkan pengakuan
di mata masyarakat. Dikira partai yang kuat yang menang ,tidak, tetapi di jaman
ini katanya yang kaya yang menang dan yang miskin yang kalah. Karena para
pentuding pemilu atau masyarakat yang mau mentudingkan suaranya ini
berkata,”wani piro”. Kalau dalam ilmu ekonomi masyarakat Indonesia ini telah terkena dampak
inflasi yang memekakkan isi dompet para syuhada-syuhada masa depan. Bahkan
dimasa ini yang namanya golput telah beganti pengertian yang dulu artinya tidak
melakukan pencoblosan sekarang malah berubah menjadi golongan penerima uang
tunai, astaghfirullah. Inilah yang dinamakan dampak global warming, bumi ini
makin panas karena dipicu oleh kelakuan dan tingkah perikemanusiaan yang tak
teradili. Dan juga tak jarang terjadi, dimasa ini yang tak mungkin atau yang
mustahil pun bisa terjadi seperti apa, contohnya dikala capem-capem ini
berkampanye mereka tak peduli apapun yang keluar dari isi dompet mereka tapi
penyesalan itu adalah penyakit yang mematikan, tak jarang capem yang gagal naik
kursi bisa menjadi gila bahkan mereka bisa dikatakan seperti anak sapi yang
ditinggal pergi oleh induknya, atau mereka bisa dikatakan seperti manusia yang
kesurupan. Tak tau mereka harus apa. Bahkan di daerah bagian Indonesia ada
capem yang meminta sumbangannya kepada masyarakat untuk dikembalikan,
astaghfirullah, mereka ingin sedekah apa ingin riya’.
Bahkan saya pun heran kenapa
saya tidak bisa membedakan capem-capem dengan pemulung,ya. Karena mereka sama
sama mempunyai semboyan yang berbunyi, “mari kita memungut dari pada dipungut”,
kan seperti itu.
Mungkin kita bisa merenung
sejenak apakah yang akan terjadi pada masa mendatang setelah kontoversi partai
pemilu pada tahun 2014 dan apakah kita siap
hidup dibawah naungan tikus-tikus neraka yang tak sungkan-sungkan dapat berbuat
semena-mena terhadap Negara, bangsa kita. Dan apakah Negara kita ini masih
pantas menyandang status merdeka. Bahkan ada yang bilang kalau,”jujur kuwi
ajur”, masyaallah , mereka seperti memakan saudarnya sendiri karena mengajak
kemungkaran dan mengabaikan yang ma’ruf.
Semoga petikan opini-opini di
atas dapat di ambil maknanya. Dan tumbuhkan lagi tanaman semangat-semangat
dalam diri kita atau teman teman kita untuk wani mati demi Indonesia Negara kita
tercinta.
![hghvb.jpg](file:///C:\Users\TOSHIBA\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
1 Response to "Cerpen"
Jangan lupa komen nya ya.