Wednesday, 5 November 2014

Cerpen



WANI PIRO


Karangan : Muhammad Harir Ma’ruf

Pada abad ke 20 ini dunia sudah berani mengubah mukanya, dengan perantara adanya sistem pemerintahan pada tiap-tiap Negara. Nah kali ini yang akan saya bahas adalah bagaimana awal mula Indonesia mempunyai system pemerintahan yang solid seperti di kala ini.
Soekarno adalah tokoh awal pendeklarasi kemerdekaan Indonesia Negara yang adil, makmur, dan tentunya sejahtera. Bahkan pulau kita ini telah diciptakan sebuah lagu yang berjudul tanah kita tanah sorga, mereka tak salah menamai tanah kita tanah sorga. Nah, berawal dari tanah kita tanah sorga inilah Indonesia Negara kita tercinta ini dijajah oleh para bangsa portugis. Portugis bukan hanya saja menggerogoti sumber daya alam Indonesia yang kaya akan sumber daya, tetapi portugis juga menanamkan moral, agama, etika mereka kepada rakyat bangsa kita. Tetapi setelah kita terlarut-larut dalam penjajahan bangsa lain inilah yang membuat pemuda-pemuda Indonesia bersatu dalam tujuan yang satu yaitu kemerdekaan. Yang mereka sepakati sebagai tujuan harga mati. Itu terbukti dengan peristiwa Bandung lautan api, peristiwa Reggasdengklok, dan masih banyak lagi. Setelah kemerdekaan, Indonesia semakin giat mengepakkan sayap garudanya dimata dunia. Lewat sentuhan pak Soeharto beras murah, lewat pak habibie kita bisa buat pesawat, dan sebagainya.
Tapi sayang seribu sayang hari ini, di tahun ini, dan di masa ini tanaman semangat 45 hilang bagaikan ditelan jaman. Semangat “wani mati” kali ini digantikan dengan semangat “wani piro”. Garuda muda Indonesia sudah lupa cara terbang tinggi. Garuda muda Indonesia sudah lupa dengan tatapan matanya yang tajam. Bahkan garuda muda Indonesia saat ini kebanyakan sudah lupa kalau mereka mempunyai cakaran dan cengkraman yang tajam. Mau ditaruh dimana muka Negara tercinta kita, dimana generasi penerus bangsa kita, apakah kita akan kembali terjajah oleh pemuda masa kini yang statusnya adalah anak kita sendiri. 
Itu akan tebukti pada masa pemerintahan dalam periode 5 tahun mendatang. Pemilu 2014 yang penuh akan syara’ dan kontroversi inilah yang akan menjadi bukti dimanakah kita akan menemukan garuda-garuda kecil kita kembali ke pelukan ibu pertiwi. Tetapi jangan dilupakan, Indonesia adalah Negara demokrasi yang menjunjung tinggi akan kewenangan rakyat, kan? tapi di masa ini untuk sebuah pemilu saja rakyat malah yang menjadi tumbal akan kerakusan wakil rakyat ini. Contohnya pada masa ini, Indonesia mempunyai serentetetet capem-capem ( calon pemimpin ) tapi adakah di masa ini yang akan berbicara, “saya wani mati untuk tegaknya bendera merah putih di atas dunia”, tidak mungkin, kalau ada sekarang pun masyarakat telah curiga apa itu termasuk janji palsu. Tetapi yang baru baru tenar sekarang adalah pemimpin yang selalu berbicara, “wani piro”, itulah yang seharusnya masyarakat Indonesia peka akan maksud dan tujuan para capem biadab seperti itu.
Di kala ini kampanye pemilu Indonesia tak kalah tenarnya dibanding dengan gossip selebritis ya. Selain baliho-baliho kampanye yang amat banyak terpasang di bahu jalan kecil maupun gede, yang paling-paling 2-3 hari sudah ditertibkan oleh pawaslu ya, juga tak kalah cetarnya kali ini brosur-brosur taman hiburan pun menjadi serobotan para capem-capem bangsa ini, bahkan televisi yang biayanya bisa dikatakan tidak lah murah tetapi di jaman ini uang tidak menunjukkan kedikdayaannya, para capem berulang kali keluar-masuk keluar-masuk televisi hanya untuk menampilkan celotehan-celotehan mereka. Tapi itu sebagaian cara capem memungut suara, memperkenalkan namanya, dan juga mentenarkan dirinya. Tak apa ketika masih lazim di logika. Tapi dimasa ini ketika yang lazim tidak ditemukan, capem-capem kini memilih jalan pintas seperti ritual kepada roh kekek moyang, pergi ke dukun, korupsi untuk menambah biaya kampenye, suap, penggelembungan suara, dan masih banyak lagi ide-ide jahat yang akan diterapkan capem demi duduk di kursi pemerintahan Negara kita tercinta. Bahkan sekarang ini capem-capem di Indonesia tidak bisa lepas dari ritual yang namanya pawai knalpot daur ulang. Kenapa bisa dikatakan pawai knalpot daur ulang karena ritual merekrut masa yang jumlahnya tidak sedikit dengan kendaraan sepeda motor yang dipasangi knalpot modifikasi, agar suara dari motor itu terlihat keras, dan ini nampaknya telah menjadi tradisi, tetapi ritual ini dalam segi ilmu sosiologi dapat mengakibatkan timbulnya sesuatu yang namanya perilaku penyimpangan sosial. Tak terluputkan dari mata pihak berwajib yang kali ini mereka diam apa karena mulut mereka penuh akan uang atau yang lain, mereka sudah tau kalau pawai yang melanggar tata tertib lalu lintas hukumnya diberhentikan, tapi pihak berwajib juga manusia, punya nyawa dan punya jiwa. Bahkan tragisnya di jaman ini capem melakukan perekrutan masa dengan tak memandang usia, mereka yang masih duduk dibangku sekolah tak luput dari ajakan para capem-capem ini,pelajar-pelajar ini pun rela bolos sekolah demi membela yang lemah, sungguh terlalu. Dan juga yang mengakibatkan pemerintahan di Indonesia ini porak poranda adalah adanya sikap fanatisme partai yang terlalu berlebihan. Masa partai yang tak sedikit ini bahkan mereka tak jarang adu panco, atau adu suit untuk mendapatkan pengakuan di mata masyarakat. Dikira partai yang kuat yang menang ,tidak, tetapi di jaman ini katanya yang kaya yang menang dan yang miskin yang kalah. Karena para pentuding pemilu atau masyarakat yang mau mentudingkan suaranya ini berkata,”wani piro”. Kalau dalam ilmu ekonomi   masyarakat Indonesia ini telah terkena dampak inflasi yang memekakkan isi dompet para syuhada-syuhada masa depan. Bahkan dimasa ini yang namanya golput telah beganti pengertian yang dulu artinya tidak melakukan pencoblosan sekarang malah berubah menjadi golongan penerima uang tunai, astaghfirullah. Inilah yang dinamakan dampak global warming, bumi ini makin panas karena dipicu oleh kelakuan dan tingkah perikemanusiaan yang tak teradili. Dan juga tak jarang terjadi, dimasa ini yang tak mungkin atau yang mustahil pun bisa terjadi seperti apa, contohnya dikala capem-capem ini berkampanye mereka tak peduli apapun yang keluar dari isi dompet mereka tapi penyesalan itu adalah penyakit yang mematikan, tak jarang capem yang gagal naik kursi bisa menjadi gila bahkan mereka bisa dikatakan seperti anak sapi yang ditinggal pergi oleh induknya, atau mereka bisa dikatakan seperti manusia yang kesurupan. Tak tau mereka harus apa. Bahkan di daerah bagian Indonesia ada capem yang meminta sumbangannya kepada masyarakat untuk dikembalikan, astaghfirullah, mereka ingin sedekah apa ingin riya’.
Bahkan saya pun heran kenapa saya tidak bisa membedakan capem-capem dengan pemulung,ya. Karena mereka sama sama mempunyai semboyan yang berbunyi, “mari kita memungut dari pada dipungut”, kan seperti itu.
Mungkin kita bisa merenung sejenak apakah yang akan terjadi pada masa mendatang setelah kontoversi partai pemilu  pada tahun 2014 dan apakah kita siap hidup dibawah naungan tikus-tikus neraka yang tak sungkan-sungkan dapat berbuat semena-mena terhadap Negara, bangsa kita. Dan apakah Negara kita ini masih pantas menyandang status merdeka. Bahkan ada yang bilang kalau,”jujur kuwi ajur”, masyaallah , mereka seperti memakan saudarnya sendiri karena mengajak kemungkaran dan mengabaikan yang ma’ruf.
Semoga petikan opini-opini di atas dapat di ambil maknanya. Dan tumbuhkan lagi tanaman semangat-semangat dalam diri kita atau teman teman kita untuk wani mati demi Indonesia Negara kita tercinta.

hghvb.jpgSalam : peace man “MHM”
Next
Newer Post
Previous
This is the last post.

1 Response to "Cerpen"

Jangan lupa komen nya ya.